Kau Mencari dalam Doa, Aku Menjawab dalam Mimpi Langit senja memerah, sama seperti bibir Lin Wei yang tersenyum padaku. Sebuah senyum yang...

Ini Baru Cerita! Kau Mencariku Dalam Doa, Dan Aku Menjawab Dalam Mimpi Ini Baru Cerita! Kau Mencariku Dalam Doa, Dan Aku Menjawab Dalam Mimpi

Ini Baru Cerita! Kau Mencariku Dalam Doa, Dan Aku Menjawab Dalam Mimpi

Ini Baru Cerita! Kau Mencariku Dalam Doa, Dan Aku Menjawab Dalam Mimpi

Kau Mencari dalam Doa, Aku Menjawab dalam Mimpi

Langit senja memerah, sama seperti bibir Lin Wei yang tersenyum padaku. Sebuah senyum yang kini kurasakan seperti racun manis yang perlahan membunuhku dari dalam. Dulu, senyum itu adalah matahari di hidupku, menerangi setiap sudut gelap dengan kehangatan cintanya. Dulu, aku percaya.

"Kau tahu, Aqing," bisiknya lembut, merangkai jemariku dengan jemarinya, "aku mencarimu dalam setiap doaku. Kau adalah jawaban dari mimpi-mimpiku."

Dulu, aku percaya.

Aqing, namaku. Seorang ahli waris tunggal kekaisaran bisnis keluarga Zhang. Wanita yang tumbuh dalam kemewahan namun mendambakan cinta yang sederhana dan tulus. Cinta yang, bodohnya aku, kucari dalam pelukan Lin Wei.

Pelukan itu dulu terasa begitu nyaman, begitu melindungi. Kini, aku tahu, itu hanya sebuah kurungan emas yang melindungiku dari pandangan orang, sembari merencanakan kejatuhanku.

Lin Wei… dia adalah segalanya bagiku. Kekasih, sahabat, penasihat. Dia tahu semua rahasiaku, semua ketakutanku. Dan dia, dengan lihai, menggunakan semua itu untuk kepentingannya sendiri.

Janji-janji manisnya kini terasa seperti belati yang menghujam jantungku berkali-kali. Kata-kata cinta yang dulu kuanggap sakral, kini hanya terdengar seperti gema kosong di dalam hatiku yang hancur.

Aku tak menangis. Aku tak berteriak. Aku adalah Zhang Aqing. Dididik untuk tegar, untuk anggun, bahkan di tengah badai sekalipun. Aku menyembunyikan luka di balik senyum tipis, di balik gaun sutra yang mewah, di balik tatapan mata yang dingin namun penuh perhitungan.

Aku tahu segalanya. Aku tahu tentang persekongkolannya dengan pamanku untuk merebut kekuasaan keluarga. Aku tahu tentang wanita lain yang dipeluknya, yang dibisikinya kata-kata cinta yang sama seperti yang dulu dia ucapkan padaku. Aku tahu, dan aku diam.

Karena diam adalah senjataku.

Balas dendamku tidak akan berdarah. Tidak akan ada air mata. Hanya penyesalan abadi yang akan menghantui Lin Wei selamanya. Aku akan memastikan dia menyaksikan kekaisarannya runtuh, satu per satu. Aku akan membuatnya menyesal karena telah meremehkanku, karena telah mengkhianati cintaku.

Malam ini, di pesta dansa yang megah, aku akan menjatuhkan bidak pertama. Aku akan tersenyum padanya, memeluknya, dan membisikkan sebuah rahasia yang akan menghancurkannya.

Aku berjalan ke arahnya, gaunku berkilauan di bawah cahaya lampu kristal. Aku tersenyum, senyum yang kali ini adalah senjata paling ampuhku.

"Wei," bisikku lembut di telinganya, "aku tahu segalanya."

Matanya membulat. Ketakutan terpancar jelas di wajahnya. Dan saat itu, aku tahu, aku telah memenangkan pertempuran ini. Kemenangan yang terasa manis sekaligus pahit. Kemenangan yang akan menghantuiku selamanya.

Karena, di dalam relung hatiku yang paling dalam, aku tahu…

Cinta dan dendam lahir dari tempat yang sama.

You Might Also Like: Danyelle Sargents Square Shaped Diamond

0 Comments: