Kau Datang di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin di Hatiku Angin musim gugur menyapu dedaunan berwarna karamel di halaman istana...

Drama Seru: Kau Datang Di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin Di Hatiku Drama Seru: Kau Datang Di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin Di Hatiku

Drama Seru: Kau Datang Di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin Di Hatiku

Drama Seru: Kau Datang Di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin Di Hatiku

Kau Datang di Musim Gugur, Tapi Meninggalkan Musim Dingin di Hatiku

Angin musim gugur menyapu dedaunan berwarna karamel di halaman istana. Mei Lan, dengan gaun sutra merahnya, berdiri menatap punggung Jiang Wei yang menjauh. Jiang Wei, sahabatnya sejak kecil, saudaranya dalam segala kecuali darah. Mata mereka bertemu, sebuah senyum pahit terukir di bibir Jiang Wei, sebuah janji bisu yang hanya mereka berdua pahami.

"Kau pergi lagi, Wei?" Mei Lan bertanya, suaranya nyaris hilang ditelan angin.

Jiang Wei berhenti, namun tak berbalik. "Ada urusan yang harus kuselesaikan, Mei Lan. Urusan yang sudah lama tertunda."

"Urusan yang selalu membawamu menjauh dariku?" Suara Mei Lan meninggi, ada nada pedih di sana. "Atau urusan yang kau sembunyikan dariku?"

Jiang Wei akhirnya berbalik, matanya sekelam malam. "Beberapa hal lebih baik dibiarkan tersembunyi, Mei Lan. Demi kebaikanmu."

"Kebaikan? Kebaikan macam apa yang kau bicarakan? Kau selalu melindungiku, Wei. Tapi dari apa? DARIMU SENDIRI?"

Dialog mereka selalu seperti ini. Permainan kucing dan tikus, saling menyindir, saling menguji, namun tak pernah benar-benar mengungkapkan apa yang tersembunyi di balik senyum dan tatapan mereka. Mereka tumbuh bersama di istana, dilatih menjadi pembunuh bayaran, menjadi pedang di tangan Kaisar. Tapi ikatan mereka lebih dalam dari sekadar pelatihan dan tugas. Mereka adalah SAUDARA, atau begitulah yang selalu Mei Lan percayai.

Misteri mulai terkuak saat Mei Lan menemukan sebuah kotak terkunci di kamar Jiang Wei. Di dalamnya, terdapat gulungan perkamen kuno yang berisi silsilah keluarga kerajaan, dan di sana, di baris yang ditandai dengan tinta merah darah, tertulis nama keluarga Mei Lan dengan keterangan: PENGKHIANAT.

Hati Mei Lan hancur berkeping-keping. Ayahnya, yang selama ini ia hormati dan cintai, ternyata seorang pengkhianat yang berencana menggulingkan Kaisar. Dan Jiang Wei… apakah Jiang Wei tahu tentang ini? Apakah itu sebabnya ia selalu menjauh? Apakah Jiang Wei yang melaporkan ayahnya kepada Kaisar?

Musim dingin tiba, membawa serta kabar kematian Kaisar. Istana bergejolak. Jiang Wei, dengan pedang di tangannya, berdiri di hadapan Mei Lan.

"Kau tahu, bukan?" Mei Lan bertanya, suaranya dingin dan menusuk. "Kau tahu tentang ayahku. Kau yang melaporkannya. Kau yang menyebabkan semua ini!"

Jiang Wei mengangguk pelan. "Aku harus melindungi kerajaan, Mei Lan. Ayahmu adalah ancaman."

"Melindungi kerajaan? Atau MELINDUNGI DIRIMU SENDIRI? Bukankah KAU yang selama ini berkhianat? Bukankah KAU yang menginginkan tahta?"

Terungkaplah kebenaran yang sebenarnya. Jiang Wei, yang selama ini dianggap sebagai anak haram, ternyata adalah putra mahkota yang disembunyikan untuk melindunginya dari intrik politik. Ayah Mei Lan mengetahui hal ini dan berencana memanfaatkan Mei Lan untuk mendekati dan membunuh Jiang Wei. Jiang Wei, demi melindungi dirinya dan kerajaannya, terpaksa mengorbankan ayah Mei Lan.

BALAS DENDAM berkobar di dada Mei Lan. Ia mencabut pedangnya, matanya dipenuhi kebencian. "Aku akan membunuhmu, Wei! Aku akan membalas dendam atas kematian ayahku! Aku akan membalas dendam atas semua kebohonganmu!"

Pertarungan sengit terjadi di tengah badai salju. Pedang beradu, percikan api beterbangan di kegelapan. Pada akhirnya, Mei Lan tumbang di pelukan Jiang Wei, pedangnya menembus jantungnya sendiri.

"Kenapa?" Jiang Wei berbisik, air mata membeku di pipinya. "Kenapa kau melakukan ini?"

Mei Lan tersenyum pahit. "Karena aku mencintaimu, Wei... dan aku tahu kau tidak akan pernah bisa membunuhku...."

Dan dengan napas terakhir, ia berbisik, "...Musim dingin ini ABADI..."

You Might Also Like: 155 Tutorial Sunscreen Mineral Dengan

0 Comments: